Minggu, 30 Mei 2010

Waktu lagi

Waktu terkadang berlalu dengan kecepatan yang sangat tinggi. Itu yang kurasa saat ini. Aku sungguh tak mengerti mengapa begitu jadinya. Saat-saat menikmati bulan May, tiba-tiba bulan Juni masuk. Begitu cepat terasa.

Begitulah waktu. Diriku pun masih berpikir bahwa waktu yang sangat cepat ini benar-benar tanpa disangka. Umurkupun bertambah dan terus bertambah, namun diriku tersadarkan dengan kecepatan waktu berlalu, rupanya masih banyak hal yang belum kuselesaikan saat ini. Patutkah kubertanya, apakah diriku ini terlalu malas atau kenapa tidak ada kegairahan untuk terus melaju berasama sang waktu. Aku sadar dan memang benar-benar sadar tetang sifat waktu. Terlalu banyak buku atau apapun yang pernah kubaca tentang makhluk tuhan bernama sang waktu. Tetapi kenapa diriku harus begini, terlalu terlena. Mungkin benar kalau diriku ini terlalu nyaman. Namun, kucoba mencari alasan yang tepat kenapa terlalu nyaman, tidak kutemukan. Aku mengaku memang benar-benar bersalah kepada diriku sendiri. Seharusnya aku sudah mempergunakan sang waktu yang diberikan tuhan dengan sebaik-baiknya.

Disaat satu waktu terlewat, aku tersadar kembali dan menyesal akan hal yang belum kuselesaikan. Aku benar-benar bersalah tidak mempergunakan sang waktu sebagai anugerahMu yang tak terhingga. Ya Allah, Apuni hambamu ini. Diriku ini memang manusia yang benar-benar dholim. Sangat dholim kurasa. Ya Allah Ya rabbi, Engkaulah yang maha kuat, engkaulah yang maha perkasa dengan kekuatanmua yang tiada tara yang mampu menjadikan apapun hanya dengan berucap ’kun’ maka jadilah. Ya Alllah ya tuhan kami, berikan kekuatan terbesarMu kepada kami untuk melawan segala keburukan hawa nafsu kami, ya Allah. Kami benar-benar sangat terpuruk tanpa pertolonganMu, tolonglah kami ya Allah. Kami benar-benar sangat terhina tanpa kemuliaan dariMu ya Allah, Muliakanlah kami ya Allah. Angkatlah kami ke derajat yang tertinggi di sisimu dan disisi ummatmu. Ya allah, tetap curahkan rahmat dan anugrah terbesarmu berupa waktu yang benar-benar bisa kami mamfaatkan untuk membahagiakan orang tua kami, keluarga kami dan kami mampu memberikan yang terbaik buat mereka ya Allah. Berikan kami kekuatan dan kelimpahan rezeki yang halal darimu ya Allah, berikan kami kemampuan untuk tetap terus beribadah kepadaMu dalam kondisi apapun dan lindungi kami dari berbagai malapetakan dan masukkanlah kami kedalam golongan orang-orang yang beriman ya Allah, ya Allah, jadikalah hidup dan mati kami dalam keadaan husnul khatimah ya allah. Terimalah amalan-amalan kami ya Allah. Ya allah, engkaulah yang menerima taubat kami, terimalah ya Allah. Amin ya rabbal ’alamin.

Thanks God for everything that I have in my life.

Rabu, 05 Mei 2010

Apa yang disemai, itu yang dipetik.

”Barang siapa yang memberikan syafa’at yang baik, nicaya ia akan memperoleh bagian daripadanya. Dan barang siapa yang memberi syafa’at yang buruk, niscaya ia akan memikul bagian daripadanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. An-nisa: 85)


Alhamdulillah aku menemukan ayat ini tanpa sadar ketika membaca bukunya Ust. Yusuf Mansur dalam karyanya Buat apa susah? Segarkan hidupmu dengan percaya. Sebenarnya aku sering mendengar di berbagai training yang pernah kuikuti kalimat semacam, ”apa yang kamu lakukan, akan kembali padamu”, atau kalimat ”apa yang kamu semai, itu yang kamu petik”.


Kalimat terakhir ini benar-benar membuatku tersentuh. Yaitu kalimat yang kugunakan sebagai judul posting ini. Ini kalimat kudapatkan dalam bukunya Joe Vittale yang berjudul The Attraction Factor. Selain itu, kalimat semacam ini sering juga kudengar dari my young brother, Ichsan. Ia sering bilang, ”Semua perbuatan apakah itu buruk atau baik, akan kembali pada sipelaku”. Bahkan banyak juga kudengar dari orang lain. Namun, hari ini, alhamdulillah aku benar-benar percaya dan lebih percaya ketika kudapatkan bukti nyata dari Al-Qur’an langsung sebagai firman Allah SWT.


Itu adalah salah satu dalil yang bisa kugunakan untuk setiap kali melantukan kalimat, ”apa yang disemai, itu yang akan dipetik”. Ini ayat kutemukan tanpa sengaja ketika kubaca bukunya Ust. Yusuf Mansur ini. Diriku benar-benar tersentak, dan mau tidak mau harus kutandai ayat ini dengan stabilo warna biruku.

Dengan menemukan ayat ini, aku benar-benar yakin sampai saat ini (Alhamdulillah) bahwa itu PASTI terjadi. Artinya, apapun keburukan yang dilakukan, pasti akan kembali kepada sipelaku. Kalau tidak di dunia, ya pasti di akhirat. Begitu pula halnya dengan kebaikan. Kepercayaan yang benar-benar extra akan firmaNya dimulai saat kudapati satu ayat, kalau tidak salah bunyinya ”Innallaha La Yukhliful Mii’ad” (mohon dikoreksi). Aku lupa ayatnya surat apa. Yang artinya, Sesungguhnya Allah tidak pernah mengingkari janji-janjiNya. Dan hari ini kudapatkan satu lagi janji Allah SWT, yaitu, ”Apapun yang kamu lakukan, akan kembali padamu. Baik itu di dunia atau diakhirat”. Itu adalah janji Allah SWT dan sudah tentu pasti. Karena yang kutahu. Janji manusia tak bertepi, sementara janjiNya Allah sudah tentu pasti.


Pencerahan tentang janji Allah ini, kudapatkan dari bukunya Aa Gym dengan judul Dahsyatnya Do’a. Sebenarnya, aku sudah tahu akan penjelasan tentang kepastian janji Allah itu. Namun, diriku begitu tertampar lagi ketika membaca bukunya beliau dengan penjelasan yang sangat masuk akal dan betul-betul mengalir ke relung hatiku.


Tulisan ini hanyalah sekadar sharing dari apa yang kurasa dan yang kupirkan saat ini. Aku bukanlah seorang ulama besar yang jago ceramah, tapi aku hanyalah manusia aneh yang masih kotor dengan dosa-dosaku. Dan sampai saat ini, aku tetap masih membutuhkan bimbingan dari siapapun untuk tetap terus menjadi yang terbaik di hadapan Sang Khalik dan terus bermamfaat bagi banyak orang.

Senin, 03 Mei 2010

Ar-rahman

Alhamdulillah, akhirnya Aku mampu menghafal surat Ar-rahman. Betapa senang hati. Aku seolah-olah tidak percaya akan begitu mudahnya menghafal. Dan karena menghafal surat ini, aku sudah mulai ketagihan untuk menghafal surat yang lain. Aku menyukainya. Aku ingin sharing pengalaman saya menghafal surat Ar-rahman. Tapi ini hanya sharing, tidak ada maksud apa-apa. Dan semoga niat tulusku ini tetap terus terjaga.


Sebenarnya, kalau memang harus mengatakan yang sebenarnya, aku ditantang oleh 2 orang untuk bisa menghafal surat ini. Pertama, my sister. Nah, ini orang sebenarnya terpancing olehku, sehingga ia langsung menantang dengan mengatakan, ”kalau abang rahmat bisa hafal surat Ar-rahman, hadiah untuk abang rahmat”, katanya. Mungkin sekarang sudah waktunya untuk menagih kurasa. He..he.. :-) . Yang kedua adalah myspecial one.Ini sih sebenarnya memang wajib untuk hafal katanya. ”Wah, gila!”, itu yang terpikir olehku. Namun langsung kujawab, ”gampang”.


Dan alhamdulillah berhasil. Selama aku menghafal surat tersebut, perasaanku sangat tenang. Benar-benar tenang dan nyaman. Aku tidak merasa lagi terbebani dengan tantangan. Tetapi kepuasan batin kudapatkan. Diriku merasa semakin enak terus dan kepingin untuk menghafal surat-surat yang lain. Aku sangat bersyukur atas semua itu baik perasaan dan juga tantangan orang-orang terdekatku. :-)


Semoga dua orang yang telah membuat tetap terus menghafal surat tersebut, tetap diberikan rahmat dan kebaikan dari Sang Khalik, Allah ’azza wajalla. Amin.

Senin, 08 Maret 2010

Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku tentang Aku

“Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku tentang Aku, dan Aku bersama-nya ketika ia menyebut Aku. Bila ia menyebut Aku dalam dirinya, Aku menyebut dia dalam Diri-Ku. Bila ia menyebut Aku dalam khalayak, Aku menyebut dia dalam khalayak yang lebih baik dari itu. Bila ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku mendekat kepadanya satu hasta. Bila ia mendekat kepada-Ku satu hasta, Aku mendekat kepadanya satu depa. Bila ia datang kepada-Ku berjalan kaki, Aku datang kepadanya berlari-lari”. (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ibn Majah, At-Tirmidzi, Ibn Hanbal)

Senin, 15 Februari 2010

Damai Lewat Zikir

Allahmdulillah, akhirnya kedamaian batinku bisa kudapatkan. Terkadang hari-hari yang lalu tanpa tersadari, rupanya kegundahan dan kegelisahan timbul karena kita sendiri. Apapun itu, baik buruk atau kebaikan, semuanya karena manusia itu sendiri.

Kalimat itu pernah kudapatkan sebelumnya. Makanya, beberapa hari yang lalu, aku merenung untuk melihat kedalam diri, apa yang sudah kulakukan. Dan rupanya, aku telah berbuat hal-hal buruk (dosa-dosa). Itulah yang telah membuat perasaanku gundah gulana.

Aku mencoba untuk menenangkan hatiku melalui zikir dan istighfar. Dan Alhamdullilah, dengan itu semua sambil menyadari akan kesalahku padaNya, telah membuatkau tenang. Sangat tenang. Alhamdullilah. Semoga Allah SWT tetap terus memberikan kekuatan padaku agar mampu menjalani hidup pada jalanNya. Amin.